Membaca buku ini seakan mengulang kembali pelajaran geografi waktu SMA dulu (di SMA yang ada pelajaran geografi, tidak ada pelajaran geologi. Mungkin karena hal itulah geologi kurang dikenal anak sekolah). Jauh dari kesan membosankan karena banyak detail (rincian) yang terungkap pada buku ini dan tidak dijumpai pada pelajaran SMA dulu, seperti bagaimana kehidupan dan latarbelakang Alfred Russel Wallace sampai tinggal di gubug-gubug di Pulau Ternate hingga akhirnya dapat menarik "Garis Wallace" yang membedakan biota di sebelah barat dan timur garis "imajiner" tersebut (garis antara Bali-Lombok, terus sampai Kalimantan-Sulawesi).
Dapat dikatakan, buku ini merupakan kombinasi antara sejarah, biologi dan geologi. Latarbelakang sosial budaya masyarakat sekitar dan kedatangan bangsa barat sebelum dan setelah letusan juga diulas detail pada buku ini. Eksplorasi bangsa barat, selain menyebabkan penjajahan, juga membawa teknologi dan ilmu pengetahuan yang berpengaruh secara langsung atau tidak terhadap informasi Krakatau, terutama dokumentasi sebelum dan setelah letusan sehingga diketahui dunia sampai saat ini. Penulis buku ini terkesan cukup mengandalkan kemampuan mendiskripsikan suatu obyek dengan akurat. Tidak mengherankan, kemampuan diskripsi merupakan salah satu alat analisis yang diandalkan oleh seorang geologist yang juga merupakan latarbelakang penulis buku tersebut.