10 Mei 2024

Kerentanan Air Tanah: Pentingnya Pemetaan untuk Konservasi Air Tanah

    Paper ini (Tautan-1) menemukan konteksnya dari penelitan dan paper setelahnya yang terbit berikutnya. Walaupun mungkin keduanya tidak saling berinteraksi sebelumnya. Paper tersebut menjelaskan dua sumber utama polusi air permukaan, yaitu limpasan air hujan dari daerah pertanian dan limpasan air hujan dari daerah perkotaan (Tautan-2)
    Limbah pertanian merupakan penyumbang utama pencemar pada air permukaan. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% fosfor (P) dan 50% nitrat (NO3-) yang terbuang setiap tahun dari daerah pertanian di Illinois terjadi saat musim hujan lebat. Artinya, limpasan air hujan deras membawa sebagian besar unsur hara ini ke sungai dan danau. Meskipun limpasan ini menjadi sumber utama polusi, air tanah yang menuju permukaan (groundwater discharge) juga berkontribusi terhadap tingginya kadar nitrat di air permukaan. 
    Daerah perkotaan dan pinggiran kota turut memperparah kualitas air permukaan. Polusi dari aktivitas pertanian bisa bertambah parah akibat aktivitas manusia di daerah perkotaan. Pencemaran dari sumber ini terutama berasal dari luapan air hujan yang membawa limbah perkotaan, pembuangan air limbah.
    Kondisi tersebut mirip dengan Kota Purwokerto yang memiliki lahan pertanian sekaligus perkotaan yang mulai berkembang. Kedua paper tersebut menekankan pentingnya pemetaan kerentanan (akuifer dangkal) air tanah untuk kepentingan konservasi sumberdaya air tanah yang semakin terancam, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Cacatan: tulisan ini pernah dimuat di website lain dengan penulis dan judul yang sama pada tautan berikut ini:
https://sites.google.com/view/sachrulgeo/berita/kerentanan-air-tanah-pentingnya-pemetaan-untuk-konservasi-air-tanah. 




6 Mei 2024

Kisah Di Balik Layar: Proses Kritis Review Paper pada Publikasi di Jurnal Ilmiah

Dari sudut pandang penulis, penelitian ilmiah seringkali mengalami perjalanan yang rumit sebelum akhirnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Salah satu contohnya adalah publikasi paper berjudul “Groundwater Aquifer Vulnerability Index (AVI) of Purwokerto Area, Indonesia” yang diterbitkan dalam jurnal “Polish Journal of Environmental Studies“. Proses menuju publikasi membutuhkan waktu satu tahun lebih dan melibatkan dua kali penolakan sebelum akhirnya diterima.

Paper ini melewati serangkaian tahap seleksi yang ketat. Setelah di-submit ke jurnal “Polish Journal of Environmental Studies“, paper tersebut dinilai oleh editor sebelum diteruskan kepada para reviewer. Para reviewer memainkan peran penting dalam mengevaluasi setiap aspek dari paper tersebut, termasuk metodologi, data, analisis statistik, hingga interpretasi hasil.

Selama proses review, tidak hanya dilakukan penilaian kritis terhadap kelemahan atau bias yang mungkin terdapat dalam penelitian, tetapi juga terjadi diskusi antara penulis dan reviewer. Diskusi ini merupakan wadah bagi pertukaran wawasan dan memungkinkan kedua belah pihak untuk saling memperkaya satu sama lain.

Peran reviewer dalam menjaga integritas penelitian ilmiah sangat penting. Mereka memberikan komentar dan saran kepada penulis untuk meningkatkan kualitas paper. Meskipun proses review memakan waktu dan penuh tantangan, namun proses ini merupakan langkah penting dalam memastikan publikasi ilmiah yang berkualitas.

Paper “Groundwater Aquifer Vulnerability Index (AVI) of Purwokerto Area, Indonesia” adalah contoh nyata bagaimana proses review yang ketat menghasilkan publikasi ilmiah. Pengetahuan mengenai proses ini dapat membantu para peneliti untuk mempersiapkan diri sebelum men-submit paper ke jurnal ilmiah.


Catatan:

Tulisan ini sudah tayang online pada situs lain sebelumnya:
https://blogs.unpad.ac.id/sachrul/2024/03/09/kisah-di-balik-layar-proses-kritis-review-paper-pada-publikasi-di-jurnal-ilmiah/ 

Pustaka:

Groundwater Aquifer Vulnerability Index (AVI) of Purwokerto Area, Indonesia
https://doi.org/10.15244/pjoes/171658

30 Januari 2020

KALI KROEKOET TEMPO DOELOE

KALI KROEKOET TEMPO DOELOE… dulu waktu masih kecil kerap menyeberangi Kali Krukut ini dengan sampan seperti itu bersama nenek, mengunjungi rumah nenek yang ada di seberang kali (dengan membayar jasa penyeberangan kepada pemilik sampan).