Paper ini (Tautan-1) menemukan konteksnya dari penelitan dan paper setelahnya yang terbit berikutnya. Walaupun mungkin keduanya tidak saling berinteraksi sebelumnya. Paper tersebut menjelaskan dua sumber utama polusi air permukaan, yaitu limpasan air hujan dari daerah pertanian dan limpasan air hujan dari daerah perkotaan (Tautan-2)
Limbah pertanian merupakan penyumbang utama pencemar pada air permukaan. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% fosfor (P) dan 50% nitrat (NO3-) yang terbuang setiap tahun dari daerah pertanian di Illinois terjadi saat musim hujan lebat. Artinya, limpasan air hujan deras membawa sebagian besar unsur hara ini ke sungai dan danau. Meskipun limpasan ini menjadi sumber utama polusi, air tanah yang menuju permukaan (groundwater discharge) juga berkontribusi terhadap tingginya kadar nitrat di air permukaan.
Daerah perkotaan dan pinggiran kota turut memperparah kualitas air permukaan. Polusi dari aktivitas pertanian bisa bertambah parah akibat aktivitas manusia di daerah perkotaan. Pencemaran dari sumber ini terutama berasal dari luapan air hujan yang membawa limbah perkotaan, pembuangan air limbah.
Kondisi tersebut mirip dengan Kota Purwokerto yang memiliki lahan pertanian sekaligus perkotaan yang mulai berkembang. Kedua paper tersebut menekankan pentingnya pemetaan kerentanan (akuifer dangkal) air tanah untuk kepentingan konservasi sumberdaya air tanah yang semakin terancam, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Cacatan: tulisan ini pernah dimuat di website lain dengan penulis dan judul yang sama pada tautan berikut ini:
https://sites.google.com/view/sachrulgeo/berita/kerentanan-air-tanah-pentingnya-pemetaan-untuk-konservasi-air-tanah.