28 Desember 2010

Catatan Batubara Jawa Van Bemmelen

Van Bemmelen pernah membuat catatan mengenai keberadaan batubara di daerah Brebes, Jawa Tengah sebagai berikut: Tiga seams (lapisan) batubara ditemukan di cekungan bantarsari pada batupasir dan mudstones. Ketebalan seams bervarisasi antara 1.55m sampai 2m. Komposisi batubara tersebut adalah, H2O 31,8% - 40,7%, ash 14.3%, cal. value 2475 - 3015, tar 0.44% - 0.60%. Pelamparan seams melingkupi daerah seluas kira-kira 1.5km dengan kemiringan 14-45deg. Ketiga seam tidak bernilai ekonomis (lihat: Van Bemmelen R.W, 1949, The Geology of Indonesia, Vol. II: Economic Geology, Government Printing Office, Hague, halaman 63-65).

Gambar 1: Penyebaran batubara di Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1949, halaman 63).

Di sekitar Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah juga dijumpai seam tipis batubara yang juga memiliki kemiringan tertentu. Mungkin ini juga yang dimaksud oleh Van Bemmelen sebagai salah satu seam batubara di daerah Brebes.

Foto 1: Kota Kecamatan Salem dan Bantarsari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Klik tanda panah kiri dan kanan di kiri atas foto udara atau drag dan tahan mouse untuk pindah ke lain lokasi. Klik tanda "+" atau "-" untuk memperbesar atau memperkecil skala foto udara.


Foto 2: Batubara terdapat di antara batupasir dan batulempung

Foto 3: Batubara diantara batulempung.

Foto 4: Batubara yang masih memperlihatkan asal tumbuhan awal.


Foto 5: Batupasir-batulempung sebagai lapisan pembawa batubara.

25 Oktober 2010

Waduk Penjalin

Waduk Penjalin yang terletak di Kabupaten Brebes, menurut informasi warga sekitar, merupakan waduk tadah hujan, dibangun pada Masa Penjajahan Belanda (1923).

Peta 1: Lokasi Waduk Penjalin (pada kiri atas peta, klik tanda "+" atau "-" untuk mengubah skala peta atau klik tanda panah kanan atau kiri atau drag-geser peta untuk berpindah ke lokasi lain).

Foto 1: Waduk Penjalin

Foto 2: Pintu masuk ke kawasan waduk

Foto 3: Pintu masuk ke kawasan waduk

Foto 4: Wisata air di Waduk Penjalin

Foto 5: Waduk Penjalin dikelilingi oleh kawasan perbukitan

Foto 6: Kawasan pemukiman di sekitar waduk

25 September 2010

Dominasi Uap

Hanya ada tiga lapangan panasbumi di dunia yang tergolong sistem lapangan panas bumi dominasi uap (vapour-dominated system). Salah satu lapangan panas bumi tersebut adalah Lapangan Panasbumi Kamojang, Jawa Barat, selain The Geyser, USA, dan Larderello, Italia (lihat: Nicholson, K., 1993. Geothermal Fluids : Chemistry and Exploration Techniques. Springer-Verlag, Berlin, halaman 18).


Foto 1: Salah satu sumur eksplorasi panasbumi (Kawah Kereta) yang di-bor pada Zaman Penjajahan Belanda pada tahun 1928. Saat ini digunakan sebagai Sumur Atraksi (geowisata).


Foto 2: Manifestasi permukaan panasbumi air panas yang mendidih. Suhu air panas mencapai 102 Celsius, mencerminkan suhu di bawah permukaan bumi daerah tersebut yang juga cukup tinggi.



Foto 3: Mata bor (bit) sebagai ornamen bangunan.



Foto 4: Beberapa komponen mata bor

Terimakasih kepada Pertamina Geothermal Energy Kamojang.
Tulisan yang sama juga di-posting di:

13 Mei 2010

Melihat Sesar Lembang dari Gunung Batu

Banyak tulisan mengenai Sesar (Patahan) Lembang sehingga fenomena geologi ini telah dikenal banyak orang. Mengamati langsung di lokasi yang diduga merupakan jalur Sesar Lembang merupakan kesempatan yang langka. Lokasi tersebut salah satunya adalah di Gunung Batu (lihat gambar peta di bawah ini).

Foto 1: Gunung Batu

Foto 2: Lokasi Gunung Batu (drag dan geser ke kiri-kanan atau atas-bawah jika ingin berpindah ke lokasi lain, dan klik tanda "+" atau "-" untuk memperbesar/memperkecil skala peta).


Dari foto udara tersebut terlihat adanya kelurusan berarah relatif timur-barat (di bagian tengah peta). Dari Puncak Gunung Batu, jika kita menghadap ke arah timur, selain akan terlihat kelurusan gawir atau lereng terjal, juga akan dapat dibayangkan adanya blok yang pada awalnya satu kemudian terpatahkan dan saling bergerak relatif salah satu blok turun terhadap blok yang lain (lihat gambar di bawah ini).

Foto 3: Kenampakan kelurusan gawir dilihat dari Puncak Gunung Batu menghadap ke timur

Foto 4: Kelurusan gawir (tebing) sebagai indikasi jalur sesar (patahan)

Foto 5: Ilustrasi pergerakan antar blok

25 April 2010

Stratigrafi dan Geologi Struktur

Mungkin perlu diingat untuk selanjutnya: berbeda dengan geologi struktur (structural geology), kajian stratigrafi batuan (misalnya MS, measuring section) memerlukan singkapan yang minim struktur geologi, seperti kekar, sesar, dll (bukan struktur primer, seperti perlapisan, silang-siur, graded bedding, dll). Jika dimungkinkan memilih singkapan menerus dari atas sampai bawah tanpa gangguan struktur-struktur geologi (sekunder) tersebut sekecil apapun. Hal ini penting untuk mendapatkan informasi proses pengendapan secara utuh.


Urutan batuan dari bawah sampai atas, walaupun telah terkena tektonik (mimiliki kemiringan), tetapi proses pengendapannya masih dapat dianalisis dengan baik.

17 Maret 2010

Buku Krakatau

Membaca buku ini seakan mengulang kembali pelajaran geografi waktu SMA dulu (di SMA yang ada pelajaran geografi, tidak ada pelajaran geologi. Mungkin karena hal itulah geologi kurang dikenal anak sekolah). Jauh dari kesan membosankan karena banyak detail (rincian) yang terungkap pada buku ini dan tidak dijumpai pada pelajaran SMA dulu, seperti bagaimana kehidupan dan latarbelakang Alfred Russel Wallace sampai tinggal di gubug-gubug di Pulau Ternate hingga akhirnya dapat menarik "Garis Wallace" yang membedakan biota di sebelah barat dan timur garis "imajiner" tersebut (garis antara Bali-Lombok, terus sampai Kalimantan-Sulawesi).


Dapat dikatakan, buku ini merupakan kombinasi antara sejarah, biologi dan geologi. Latarbelakang sosial budaya masyarakat sekitar dan kedatangan bangsa barat sebelum dan setelah letusan juga diulas detail pada buku ini. Eksplorasi bangsa barat, selain menyebabkan penjajahan, juga membawa teknologi dan ilmu pengetahuan yang berpengaruh secara langsung atau tidak terhadap informasi Krakatau, terutama dokumentasi sebelum dan setelah letusan sehingga diketahui dunia sampai saat ini. Penulis buku ini terkesan cukup mengandalkan kemampuan mendiskripsikan suatu obyek dengan akurat. Tidak mengherankan, kemampuan diskripsi merupakan salah satu alat analisis yang diandalkan oleh seorang geologist yang juga merupakan latarbelakang penulis buku tersebut. 

Membeli buku ini akhir Bulan Januari 2010. Dari limaratusan halaman, baru terbaca sampai halaman 88, sehingga belum bisa memberi komentar lebih detail. Harga buku waktu itu sekitar Rp 50 sampai 60 ribu. Cetakan, kertas maupun sampul depan buku tergolong mewah, dan yang lebih penting enak dibaca.

22 Februari 2010

Menampilkan Foto Udara Interaktif pada Blog

Informasi mengenai suatu obyek jika dikaitkan dengan lokasi obyek tersebut pada permukaan bumi akan memberi pemahaman yang lebih luas mengenai obyek itu sendiri. Kombinasi informasi obyek dan lokasi obyek tersebut pada permukaan bumi yang ditampilkan pada media peta atau foto udara akan memperlihatkan hubungan obyek tersebut dengan lingkungan atau obyek-obyek lain di sekitarnya (lihat juga: Wikimapia: Media Informasi dan Pengetahuan).
Beruntung wikimapia menyediakan fasiltas gratis untuk mengaitkan informasi yang ada pada website atau blog kita dengan keberadaan informasi/obyek tersebut pada permukaan bumi. untuk keperluan tersebut, anda hanya perlu sedikit mengerti bahasa html, tidak perlu terlalu ahli, karena yang dilakukan hanya cut and paste bahasa html yang telah dituliskan oleh programmer wikimapia. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan:

Buka browser favorit anda (internet explorer, mozilla firefox, google chrome, dan lain-lain).
Buka dan login ke website atau blog anda dengan menggunakan username dan password anda (dalam hal ini blog gratis blogger.com).



Buat atau buka tulisan di mana foto udara wikimapia akan di sertakan dalam tulisan tersebut.


Buka windows atau tab baru dari browser anda.
Ketikkan alamat wikimapia.org pada windows atau tab baru dari browser tersebut.


Cari link "Login" dropdown link tersebut dan klik link "Map on your page".


Proses selanjutnya, akan muncul kotak dengan garis putih putus-putus dan kode-kode html di atasnya (lihat gambar di bawah ini). Daerah bagian dalam yang dibatasi oleh kotak tersebut adalah daerah yang akan ditampilkan di website atau blog kita. Sedangkan kode html yang muncul adalah kode yang harus disisipkan di tampat yang sesuai dengan keinginan kita di mana peta/foto udara tersebut akan di tampilkan di tulisan website/blog. Kotak tersebut dapat diperbesar atau diperkecil sesuai kebutuhan. Kode html diblok dan di-"copy".


Kemudian tinggalkan windows/tab wikimapia.org, selanjutnya beralih ke windows/tab blogger.com tulisan blog kita. Dalam contoh ini, peta/foto udara akan ditempatkan di tulisan merah "Peta akan ditempatkan di sini". Ubah kondisi "compose" menjadi (klik link) "edit HTML".


Klik kanan pada daerah yang di-blok (lihat gambar di atas) kemudian "paste" untuk menggantinya dengan kode html yang telah di-copy-kan sebelumnya.


Kemudian klik link "Preview" untuk menguji apakah pekerjaan kita sudah berhasil. jika sudah berhasil akan muncul windows baru dengan tampilan peta/foto udara yang kita inginkan (lihat gambar di bawah ini), dan dapat diterbitkan dengan menekan tombol "publish".




Foto udara yang ditampilkan merupakan peta interaktif. Pengunjung dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain di sekitarnya dengan "drag dan geser" pada peta atau klik tanda panah kiri-kanan atau atas-bawah. Skala peta juga dapat diperbesar atau diperkecil dengan klik tanda  "+" atau "-" (di bagian atas kiri peta). Beberapa tulisan dalam blog ini juga menyertakan foto udara yang dimaksud, yaitu:

19 Februari 2010

Gempa bumi dan Sifat Magma


Selain karena pergerakan antar lempeng (tektonik), gempa juga dapat terjadi kerana pergerakan magma di dalam perut bumi (volkanik). Ketika tekanan dalam dapur magma meningkat, magma akan naik ke permukaan dan akan terjadi erupsi. kecepatan naiknya magma ke permukaan ditentukan oleh kandungan silika dalam magma, semakin sedikit silika, semakin rendah viskositas, semakin encer, semakin cepat pergerakan magma, semakin cepat dan sering erupsi terjadi.

Perjalanan magma ke permukaan akan mendesak batuan di sekitarnya. Hal ini menyebabkan timbulnya getaran gempa (tremors). Semakin kental magma, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bergerak ke permukaan, semakin jarang terjadi getaran gempa. Letusan besar gunung api biasanya dipicu oleh magma kental, karena mengandung gas dan tekanan yang besar.

Gunung api merupakan sistem yang kompleks. Tiap gunung memiliki sifat unik yang berbeda dengan gunung api yang lain, ada yang konsisten menimbulkan gempa dan erupsi magma, ada yang berhenti kemudian memulai kembali. Beberapa gunung api memerlukan interval waktu tertentu untuk mengeluarkan magma setelah menimbulkan gempa. (sumber).

Gunungapi Slamet, Jawa Tengah (sumber foto: mediaindonesia.com)

16 Januari 2010

Multidisiplin

Benar kata teman sebelah, sebaiknya jika ekskursi geologi ajak orang dari disiplin keahlian sebanyak-banyaknya, karena singkapan yang ditemukan di lapangan tidak hanya "bercerita" mengenai satu bidang saja (petrologi), tapi merupakan kombinasi dari berbagai bidang (petrologi, mineralogi, struktur geologi, stratigrafi, dan lain-lain), yang kadang kurang lengkap dijelaskan oleh satu disiplin ilmu saja.

Foto-foto singkapan di bawah ini diambil di Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah (di bawah Jembatan R. Kembang Sungai Petarangan yang dibangun pada tahun 2001).


Breksi Lava (Anggota Formasi Halang?).


Breksi Lava dan Batupasir Tufan, kuning kehijauan (Anggota Halang?). Beberapa meter dari Lokasi I.


Fragmen lava yang merupakan komponen Breksi

 
Breksi dan Batupasir (Formasi Halang?)


Batulempung dengan sisipan Batupasir


Konglomerat Tufan (Anggota Formasi Halang?)


Paling mudah menyusuri sungai karena sungai memotong berbagai urut-urutan batuan dari atas sampai bawah